Wah, lama juga saya vakum menulis di blog ini.
Tapi berhubung ada pengalaman yang inspiratif yang sangat penting untuk di-share, saya pun mencoba menuliskannya di blog ini.
Sesuai judul postingan ini, PENCULIKAN MELALUI FACEBOOK.
Mungkin beberapa di antara kita masih tidak percaya akan kasus ini. Tapi ini adalah kisah nyata yang di alami oleh adik sepupu teman saya yang berusia 14 tahun, sebut saja namanya "ainun".
KOK BISA DI CULIK PAKE FACEBOOK?
Mungkin ini modus baru dalam dunia penculikan. halah.
Setelah teman saya menceritakannya secara runut, akhirnya saya pun tergerak untuk menceritakannya ulang melalui blog ini:
Ainun, gadis 14 tahun yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas dua ini mengalami kasus penculikan tragis melalui facebook. Modusnya sangat simple. Seorang lelaki yang tidak dia kenal, awalnya meng-add akun facebooknya.
Lelaki itu bernama "WAHYUDI" (samaran)
Dan sejak menjalin pertemanan di facebook. Wahyudi pun meminta Ainun untuk mengubah status "single" -nya menjadi status "berpacaran" di facebook, dengan dalih "Wahyudi ingin membuat pacarnya cemburu".
Seminggu kemudian, wahyudi mendesak ainun untuk ketemuan. Dengan dalih "Wahyudi ingin memperkenalkan ainun ke pacarnya, untuk memanas-manasi pacarnya"
Tanpa rasa curiga, ainun pun menyanggupi untuk bertemu dengan wahyudi.
Tanpa disangka, setelah bertemu dengan wahyudi, ainun di bawa ke rumah kost-kostan yang jauh dari tempat tinggal ainun. Ainun pun tidak bisa berbuat apa-apa. Selama kurang lebih 3 hari 2 malam, ainun di sekap di sebuah kamar dan mengaku sempat tidak sadarkan diri.
Sepenggal kisah diatas, sebenarnya bisa terjadi di kehidupan siapa saja. Dan mungkin kejahatan seperti ini juga sedang mengintai sanak keluarga kita. Waspadalah, jangan sampai orang-orang yang kita sayangi menjadi ainun-ainun berikutnya.
Kisah ini benar-benar nyata terjadi di Makassar pada akhir Agustus 2011 dan di alami oleh keluarga teman saya. Dan semoga bisa menginspirasi para orang tua untuk tetap mengawasi anaknya.
9 Tips Menghindari Penculikan Lewat Facebook (oleh icwatch.com)
1. Belajarlah menggunakan teknologi, jangan menjadi orang tua gaptek.
Banyak orang tua yang merasa internet itu sulit dan bukan zamannya mereka lagi. Hal ini jelas salah karena internet merupakan teknologi yang dapat digunakan oleh siapa saja. Dengan ikut menggunakannya, orang tua dapat turut merasakan bahaya dan dampak negatif yang muncul dari internet sehingga dapat memperingati anaknya lebih awal2. Ajari anak untuk tidak mengumbar data pribadi di internet.
Situs jejaring sosial, seperti Facebook, ‘mengundang’ anak untuk mengumbar data pribadinya secara online agar dianggap ‘exist’. Sehingga selain mengunggah poto-potonya, banyak juga yang memajang data-data yang bersifat pribadi seperti sekolah, alamat rumah, nomor telepon rumah bahkan nomor handphone yang dibiarkan menjadi konsumsi publik.3. Gunakan software internet filter di rumah.
Untuk komputer yang terhubung dengan internet di rumah, lebih baik jika dilengkapi dengan peranti lunak internet filter. Aplikasi ini dapat menyaring situs-situs yang mengandung konten negatif (melalui alamat URL atau kata kunci), mengatur waktu penggunaan internet, membuat report alamat situs yang dibuka dan sebagainya.4. Ketahui bahaya yang mungkin terjadi dari situs yang sering dibuka anak.
Mencegah lebih baik daripada menyembuhkan. Selain beragam manfaat positif yang bisa didapatkan dari jejaring sosial, situs ini juga dapat menempatkan anak kita ke dalam bahaya seperti kasus yang disebutkan di awal tulisan ini. Orang tua dapat mengedukasi anak tentang bahaya yang dapat muncul dari situs jejaring sosial, seperti pencurian data, perkenalan dengan orang baru yang bisa jadi bermaksud jahat, cyber bullying dan sebagainya5. Ajari anak anda apa yang harus dilakukan jika menemukan hal yang berbau pornografi di komputer rumah atau publik (sekolah atau warnet).
Jika anak terpapar situs yang memuat konten pornografi, minta anak untuk segera mematikan layar monitornya dan memberitahukan orang dewasa (orang tua, kakak atau petugas lab komputer atau warnet) untuk dapat menutupnya. Usaha untuk menutup situs tersebut oleh sang anak dengan meng-klik button yang tersedia dapat berakibat meningkatnya serangan dengan banyaknya halaman situs porno yang terbuka6. Batasi waktu ber-internet anak anda.
Banyak aktivitas lain yang harus dilakukan oleh anak selain ber-internet. Batasi waktu untuk menggunakan internet dan ajak untuk melakukan aktivitas lainnya untuk membantu tumbuh-kembang anak baik secara fisik maupun psikis.7. Buat panduan berinternet untuk anak.
Buat aturan berinternet bagi sang anak yang harus dipatuhi termasuk konsekuensinya apabila aturan tersebut dilanggar. Jika orang tua dapat dengan konsisten menegakkan aturan tersebut maka sang anak akan terbiasa untuk mengikuti aturan tersebut.8. Simpan komputer di ruang keluarga.
Dengan menempatkan komputer di ruangan bersama yang terbuka maka kita dapat turut memantau aktivitas internet sang anak dan dapat memperingati jika tampak hal-hal yang mencurigakan.9. Dan yang terpenting, bangun hubungan yang baik dengan anak anda melalui komunikasi yang terbuka.
Komunikasi yang terbuka dan rasa saling percaya merupakan kunci perlindungan yang paling utama. Orang tua harus dapat menjadi sahabat terdekat dari anak. Anak juga harus dapat mengetahui apa yang diharapkan dari dirinya dan keselamatan sang anak menjadi priroritas utama. Sehingga jika mereka merasa ada sesuatu terjadi (seperti jika ada yang mengajak kenalan, melakukan cyber bully, mendapat email yang tidak pantas dan lain-lain) mereka akan secara terbuka mengungkapkannya pada orang tua sebagai ‘pelindung’ pertama.